Keluarga Sakinah

Mari Bersama-sama Kita Wujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rohmah

10 September 2008

Lobster Lada Hitam

Bismillahirrohmanirrohim
Pagi ini jalan2 ke pasar sama suami dan anakku. Setelah muter melihat2 ikan, akhirnya pilihan jatuh pada lobster dan cumi2. Udah lama nggak makan cumi, jadi dari awal dah nanya2 ke pedagang, dimana yang jual cumi. Ternyata hanya ada satu pedagang yang jual, dengan stok lumayan banyak. Harganya 22ribu perkilo, sama aja, besar kecil.
Keliling pasar lagi, tadinya mau beli kerang bambu, eh ternyata malah ada lobster. Secara, lobster ini kan barang langka, jadi tanpa pikir panjang, kami pun membelinya. Seekor beratnya 300 - 400 gram. Harga yang dipathok pedagang disini tuh nggak stabil, kadang bisa dapat murah, kadang mahal, tergantung stok barang dan kondisi perairan.
4 hari yang lalu harga kerang bambu sekilonya 28ribu, cuma ada 2 orang yang jual, tau hari ini berapa?10rb perkilo. Berhubung Lobster yang langka ini dijual 60ribu perkilo, kami batal beli kerang bambu.
Sampai dirumah, bingung, nih lobster dimasak apa ya? tanya2 om google, ternyata jarang sekali resep yang bahan dasarnya lobster, setelah baca sana sini, diputuskan untuk dimasak lada hitam. Yang mengejutkanku adalah, ternyata harga lobster di pasaran tuh rata2 diatas 200rb perkilo, waaa Alhamdulillah nih, dapat rejeki nomplok, bisa makan lobster dengan harga murah.
Begini nih masakku.....
Bahan :
1 ekor lobster 350 gr
2 sdm margarin
2 cabe rawit merah
2cm jahe, iris halus
5 siung bawang putih
3 siung bawang merah
1 sdm lada hitam bubuk
1sdt gula pasir
1sdt garam
1 sdm saus tiram
1/2 sdm maizena
150 ml kaldu lobster

Caranya :
1. Rebus lobster hingga matang, warna kemerahan
2. Belah punggungnya, dari kepala sampai ke ekor (berhubung waktu motong kepalanya lepas, jadilah lobsternya 4 potong)
3. Tumis bawang merah putih menggunakan margarin,sampai harum
4. Tambahkan jahe, cabe, gula, garam, saus tiram, aduk hingga rata. Masukkan lada hitam. aduk lagi
5. Tambahkan air sisa rebusan lobster, aduk2 hingga mendidih
6. Masukkan maizena yang telah dicairkan dengan sedikit air
7. Masukkan lobster, bagian yang berdaging dibawah, siram-siramkan saus ke atasnya, masak sekitar 2 menit
8. Matikan api, angkat satu persatu, susun kembali potongan lobster seperti semula, tuang saus diatasnya
9. Hidangkan dengan nasi hangat

Kata suamiku, enakkkkkk, lebih enak dari udang galah. Kita makan makanan orang kaya dong ya? wah moga2 cepet kaya deh.... hehehee

Kerang Bambu Saus Tiram

Bismillahirrohmanirrohim

Sejak awal Romadhon bibik sayur datangnya nggak tentu, jadilah aku minta suami untuk ngantar ke pasar. Mutar muter, celingak celinguk, nyari cumi-cumi nggak ada, nggak sengaja mata beradu pandang dengan sekumpulan makhluk kecil, bulat panjang.
Penasaran, langsung aja tanya ke pedagangnya, hewan apakah itu, ternyata oh ternyata, dialah si kerang bambu. Bentuknya unik, dan baru sekali ini kami melihatnya. Kulitnya seperti bambu berukuran kecil, sebesar telunjuk bayiku, panjangnya sekitar 7cm. Badannya berwarna putih, sebagian ada yang keluar, kalau disiram air laut, dia akan bergerak2, seperti cacing.
Mulanya suami sempat agak geli juga, tapi terdorong rasa penasaran, akhirnya kami beli 1/2 kg, 14 ribu.
Bingung mo diapain, secara belum pernah lihat, apalagi memasaknya. Demi kepuasan bersama, diubek2lah si mbah google. Didapat resep kerang bambu dari cooking adventure, pas diliat picnya, kok gak mirip ama kerang bambuku ya? akhirnya setelah modifikasi dari sana sini, terciptalah "Kerang Bambu Saus Tiram"
Bahan :
1/2 kg kerang bambu
2 sdm saus tiram
5biji cabe rawit merah
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
1sdt garam
1sdt gula pasir
2 cm jahe
2 sdm minyak goreng

caranya........
1. cuci bersih kerang, rebus sebentar di air mendidih
2. tumis bawang putih merah, tambahkan jahe dan cabe
3. tambahkan saus tiram, gula dan garam
4. Masukkan kerang, aduk2 sampai tercampur rata
5. Kerang siap dihidangkan

Biar lebih menarik, setelah direbus, buang kulit kerang yang kosong, yang masih menempel biarkan saja.
Sajikan dengan penuh senyuman, lengkapi dengan nasi putih hangat dan cah kangkung
MMmmmmmhhhhhhh enakkkkkkkk, komentar suamiku.

21 Agustus 2008

Ummi Belajar Masak

Bismillahirrohmanirrohim
Ceritanya nih, umi belajar masak…………
Dulu kala, waktu masih SMP, mbak min (kakak perempuanku) kuliah di Akademi Gizi Depkes Semarang (AKZI). Dalam rangka mempraktekkan ilmu-ilmunya di rumah, Ibu membelikan oven, loyang, mixer, dan sebagainya. Jadilah mbak dan seorang tetangga praktek masak. Aku yang saat itu masih SMP, nggak mau ketinggalan, ikut bersibuuk2 ria di dapur.
Saat itu kami membikin Kue Ku, Bolu Kukus, Bolu Ban (Bolu yang yang dipanggang langsung di atas api, dengan menggunakan loyang tulban tebal) dan roti kacang.
Saat itu kami nggak punya cetakan bolu kukus, mau minjam tetangga sedang kepake, akhirnya dapat pinjaman,tapi Cuma sedikit, berhubung kami butuhnya lumayan banyak, Bapak berbaik hati membuatkan kami cetakan bolu kukus, tau dari apa? Dari seng bekas iklan (. Seng dipotong2, dibentuk, dilupangi pake pelubang kertas, dan bawahnya diikat pake kawat. Bapakku emang kreatif, Matur Nuwun nggih Pak.
Mulai SMA, aku kenal dengan sorang teman yang dia dan ibunya pinter masak, namanya Lia. Saat itu aku terkagum-kagum melihat kue-kue kering buatannya. Menjelang lebaran, aku sempatkan diri maen kerumahnya untuk melihat dia dan ibunya masak. Sore itu mereka membuat nastar dan kastengel.
Lulus SMA aku melanjutkan kuliah di UNNES, jurusan Teknik Elektro, meski demikian aku tetap tertarik dengan dunia masak memasak. Ada beberapa teman kosku yang anak tata boga, jadi masih bisa melihat mereka masak. Ada Rina yang suka bikin omelet, Eli yang bikin kue keju dan coklat, nikmah yang bikin pizza, mbak Kamtini yang bikin dadar gulung, donat, cheese stik, dan parahnnya, ada mbak saptorini yang bikin bakso ulat, sebagai bahan lomba.
Di rumah, bikin kuenya Cuma kalau lebaran, itu aja nggak pasti, karena kesibukannya, Mae (aku memanggil ibu) lebih suka beli kue jadi. Pernah suatu kali, kami mau bikin nastar, kebetulan saat itu mbak min udah hamil besar, setelah selesai mengocok adonan, mbakmin merasa sudah ada darah yang keluar, sebagai tanda jabang bayi akan segera hadir. Akhirnya adonan ditinggalkan begitu aja, dicetakin udah susah, mana udah malam lagi, akhirnya adonan itu kutuang ke dalam loyang dan kuoven semuanya. Hasilnya jadi aneh.
Lama nggak dipake, mixer dipinjam saudara, ada acara di rumahnya, buat ngocok adonan bolu kukus. Berhubung yang make orang banyak dan tidak terkontrol, pas sudah dikembalikan, dan aku mau make, ternyata mixernya rusak. Diperbaiki sudah gak bisa. Ya udah, sejak saat itu aku nggak pernah bikin-bikin kue lagi.
16 bulan usia pernikahanku. Nggak sekalipun aku masak kue, secara, kami nggak punya peralatan bikin kue sama sekali. Pernah beli bahan es krim instant, kukocok pake kocokan kawat, yang kami beli saat aku masih hamil. Bulan Juni, aku baca2 resep di blog orang2, aduhh jadi pengen banget masak nih. Pertamanya dibelikan wajan Teflon, kami bikin martabak manis. Awalnya sukses, tapi keda,ketiga dst kok gagal terus ya. Bermodal nekat, aku beli bahan2 kue di Super Market, saat itu aku pengen bikin brownis kukus, resepnya Ny.Liem. Saat itu pikirnya, nggak papa deh pake kocokan kawat, yang penting keinginanku kesampaian.
Ternyata eh ternyata, suamiku tercinta nggak tega, akhirnya waktu ke SPM dan aku melihat2 Mixer lagi, langsung disuruh beli, dibayarin suami. Makasih abi……duh seneng banget aku. Mana setelah itu bikin brownisnya sukses lagi. Alhamdulillah, tambah disayang suami deh :P
Awal Juli suami ada pelatihan di Banjarmasin, seminggu. Mulanya aku dan faris mau pulang ke Jawa dulu, tapi berhubung liburan sekolah dan harga tiket pesawat melambung tinggi, akhirnya nggak jadi. Sebagai gantinya, aku akan dibelikan oven listrik oleh suamiku. Sampai SPM, liat2 barang, minta penjaga mengecek oven, eits, ternyata uangnya kurang, huaaaaa xixiixi gagal deh dapat oven malam itu. Sabarrrrrrrrr
Begitu suami berangkat, siangnya aku bikin Bolu Mambo, resepnya Mbak Fatmah Bahalwan, agak bantat. Dua hari kemudian bikin bolu kukus resepnya mbak Lisa Basuki, saat detik2 terakhir, pas mixer mau dimatikan, eh, mati duluan, yahhhhh ajal menjemput mixerku.
Setelah abi pulang, dibawa ke tukang servis elektronik, katanya kumparannya putus, akhirnya Cuma bisa dipake 3, dari yang semula 5 kecepatan. Tapi lumayan kok, Cuma bayar 10ribu, dan bisa kugunakan untuk bikin brownis kukus dan pudding chipolata.
Resep - resep yang kuceritakan menyusul yah, dan ngantuk nih.

22 Juli 2008

Ngenyot Jempol

Bismillahirrohmanirrohim
Sejak umur 2 bulan, faris mulai terpesona dengan tangannya. Faris suka skali mengamati kedua tangannya, dan mungkin baru menyadari kalau ternyata tangannya bisa bergerak kalau dia mau menggerakkannya.
Seminggu kemudian faris mulai mencoba mendekatkan tanggannya ke mulut. Takut jadi keterusan ngempong jempol, umi selalu mencoba menarik tangan faris, dan mengalihkannya ke objek lain. Usaha ini tidak selamanya berhasil, karena kadang faris nggak mau, jadi nangis deh.
Umi membungkus tangan faris pake sarung tangan, awalnya berhasil, faris bisa seharian nggak memasukkan tangannya ke mulut. Memasuki hari ke 3, faris mulai tahu, meskipun di bungkus, jari-jari itu tetap ada. Jadilah faris memasukkan tangan plus sarungnya ke mulut.
Awalnya, faris memasukkan semua jarinya ke mulut. Sembarang, pokoknya semuanya enak, bisa kanan, kiri, telunjuk, jempol, bahkan kadang seluruh tangan. Lama-lama mulai pilih-pilih. Kalau miring kiri, telunjuk atau jempol tangan kanan yang diemut, begitu juga sebaliknya. Akhirnya faris menemukan jempol favoritnya, yaitu jempol tangan kiri.
Semua saudara abi umi menyarankan untuk menghentikan kebiasaan itu sebelum terlambat, karena tidak baik untuk pertumbuhan gigi, jempol maupun mulutnya. Apalagi kalau sudah jadi hobi, susah menghentikannya. Ada sepupu abi yang baru berhenti ngenyot jempol setelah kelas 1 SMP.
Kadang ngga tega melihat faris nangis karena nggak boleh ngenyot jempol, tapi ini untuk kebaikannya juga kan? Beberapa cara mengalihkan perhatian dari aktifitas ngenyot jempol yang pernah abiumi coba adalah :
Segera menyusui faris begitu mulai ngenyot jempol. Kalau bangun tidur nggak ketahuan, faris nggak nangis, tapi ngenyot jempol. Kalau kebetulan umi denger suara kenyotannya, umi bangun dan menukar jempolnya dengan putting susu, alhamdulillah berhasil. Kalau nggak denger, dan kebetulan lagi capek banget, faris sukses ngenyot sampai pagi, tanpa diganggu (.
Jempol dan telunjuk direkatkan pake isolasi. Beberapa menit pertama berhasil, tapi Alhamdulillah, faris diberi kemampuan oleh Allah untuk melepaskannya, padahal usianya belum ada 4 bulan. Jadilah ia mendapatkan jempolnya bebas untuk dikenyot lagi.
Menutupi tangan dan badan faris dengan kain panjang. Faris jadi sibuk melepaskan diri dari kainnya, sehingga lupa untuk ngenyot jempol. Cara ini lumayan sebagai permainan edukatif bagi faris, bagaimana ia bisa keluar dari tutupan kain, dan mendapatkan tangannya kembali. Semacam problem solving gitu deh
Teether. Menjelang 4 bulan, Faris mulai suka memasukkan barang apapun kemulutnya, untuk kemudian digigitnya. Mulai saat itu umi kepikiran untuk memberinya teether. Awalnya abi khawatir kalau teether itu malah akan dijadikan faris pengganti empeng, dalam artian dikenyot, bukannya digigit. Alhamdulillah nggak sampai sehari, Faris sudah bisa menggunakan teether sebagaimana mestinya.
Demikian perjalanan panjang melepaskan faris dari kebiasaan ngenyot jempol. Mana yang paling efektif, kami tidak bisa menjamin, yang jelas, ketika sudah aktif menggigit semua benda yang masuk mulut, faris mulai jarang ngenyot jempol. Mungkin sudah merasakan sakitnya jempolnya digigit dengan gusinya.

Tumbuh Gigi

Bismillahirrohmanirrohim
Faris mulai hobi memasukkan benda kedalam mulut dan menggigitnya sejak usia 4 bulan. Saat itu banyak air liur yang keluar, dan badan faris juga terasa agak hangat / sumeng. Abi Umi mengira faris sudah mau tumbuh gigi, karena berdasarkan artikel yang umi baca, hal2 diatas adalah tanda-tanda bayi akan tumbuh gigi.
Untuk membantu meringankan gatal digusi faris, sekaligus untuk merangsang tumbuhnya gigi, Abi membelikan faris Teether. Itu lho, mainan yang bahannya dari karet, yang fungsinya untuk digigit-gigit. Teether yang didapatkan faris warnanya biru kehijauan, bentuknya oval, dengan dua tekstur permukaan. Bergerigi dan bergelombang.
Awalnya faris sempat bingung, buat apa benda itu? Tapi setelah diajari dan dibantu abi umi, faris bisa memainkannya sendiri. Mulanya umi yang pegang teethernya, faris tinggal menggigit-gigit saja. Lama-lama faris bisa megang sendiri, dan asik menggigitinya.
Hampir 2 bulan usia teether faris, tapi belum satupun gigi yang muncul. Faris mulai bosan, dan menggunakan benda apa saja untuk digigitnya, kala gusi terasa gatal. Kadang bola, selimut, handuk, jilbab umi, tangan abi, kabel, sendok, gelas, piring, bahkan HP pun nggak lepas dari gigitan faris.
Abi umi mulai mencari2 teether yang lain, akhirnya didapatkanlah teether yang baru, yang di dalamnya berisi air, dan dibagian yang lain ada mainan krincingannya. Faris menyukainya, karena bisa sambil mainan yang menimbulkan bunyi yang menarik.
Alhamdulillah, nggak sampai satu bulan, sudah terlihat putih2 di gusi bawah faris. Tanggal 10 Juni 2008, saat usia faris 6 bulan 10 hari, tumbuhlah gigi pertama faris. Semakin hari makin terlihat jelas gigi faris, seminggu lebih umi menanti tumbuhnya gigi di samping gigi pertama faris, yang ditunggu nggak kunjung dating. Hingga akhirnya, suatu siang umi memeriksa gusi atas faris, ternyata eh ternyata, gigi kedua faris bakalnya tumbuh di gusi atas.
Tanggal 24 Juni tumbuhlah gigi faris yang kedua, di gusi atas. Umi sempat heran juga, karena biasanya kan anak tumbuh gigi itu sepasang-sepasang, atas semua atau bawah semua. Setelah Tanya sana sini, akhirnya hilanglah kekhawatiran umi, kan memang setiap manusia itu individu yang unik, jadi nggak ada yang sama persis.
Tanggal 12 Juli gigi ketiga faris tumbuh, disusul kemudian gigi keempat pada tanggal 15 Juli. Alhamdulillah, disaat usia faris 7,5 bulan, Allah telah menganugerahkan 4 buah gigi.

19 Mei 2008

Jatuh, Gubrak......

Bismillahirrohmanirrohim
Seperti biasa, menjelang tidur malam aku dipijitin abi, nenen ke umi, guling ke kanan, guling kiri, baru akhirnya tidur.
2 jam lebih Umi menemaniku tidur, kebetulan hari itu aku nggak begitu capek, jadi tidurku agak tenang. Padahal, biasanya kalau tidur aku muter ke sana kemari, hingga seluruh kasur kujelajahi, sampai-sampai abi dan umi harus mengalah, pindah posisi.
Menjelang tengah malam, umi keluar kamar, menengok abi yang masih di depan computer. Setelah beberapa saat di luar, tiba-tiba listrik mati, abi dan umi tetap diluar, karena merasa posisiku aman, sebelumnya abi dah menaruh guling di tepi tempat tidur.
Aku bangun, tidak mendapati siapapun di sampingku, mana gelap lagi. Akhirnya aku membalikkan tubuhku, nggak tau berapa kali, yang jelas tiba-tiba aku sudah mendarat di lantai. Terdengar suara gedebug, disusul Aku menangis keras, umi langsung loncat, mencariku dalam gelapnya malam. Ditemukannya aku telungkup di lantai. Umi langsung mengggendongku, menimang2, sambil menangis. Alhamdulillah aku nggak papa, sebentar kemudian diam, dinenenin umi, lalu tidur lagi.
Semoga peristiwa ini bisa diambil hikmahnya, abi umi jadi semakin waspada dalam menjagaku, karena aku sudah banyak sekali bergerak, dan akupun bisa lebih berhati-hati dalam memilih tempat untuk mendarat :)

My First Swimming

Bismillahirrohmanirrohim
Sejak membaca artikel yang berjudul " BERENANG BIKIN IQ TINGGI", abi dan umi sudah nggak sabar mau mengajakku berenang. Memang, saat di dalam kandungan, abi dan umi sering mengajakku berenang, tapi sejak aku lahir, aku belum pernah diajak berenang.
Hari Sabtu adalah hari yang ditunggu2, karena selain abi libur, biasanya kolam renang masih sepi, tidak seperti hari minggu, yang rame dari pagi sampai sore hari.
Jadilah 17 mei ini jadi hari pertama aku nyemplung ke kolam renang. Hiiiiiii dingin….. ya iyalah, aku merasa kedinginan, orang biasanya aku mandi pake air hangat yang agak2 panas.
Awalnya aku sempat mau menangis, untungnya ada umi dan abi yang setia menemaniku. Umi memeluk erat tubuhku, untuk selanjutnya dengan pelan-pelan, aku mulai dibasahi dengan air, mulai dari kaki, tangan, badan, hingga akhirnya seluruh tubuhku basah dengan air kolam.
Setelah beradaptasi sebentar dan mulai nyaman, aku mulai ngoceh, dengan memainkan ludah di mulutku. Pelajaranpun dimulai, Abi memegangi kepalaku, umi memegangi kakiku, secara pelan2 umi melepaskan pegangannya, tapi kakiku belum bisa mengambang. Setelah dicoba berkali-kali, akhirnya kakiku bisa mengambang, tapi kepalaku masih tetap ditopang oleh abi.
Tak terasa, sudah setengah jam lebih aku di dalam air, berhubung hari mulai panas, dan seluruh badanku mulai biru karena kedinginan, kami mengakhiri acara renang kami. Umi langsung melepas pakaianku, dan membalur tubuhku dengan minyak telon, ganti baju, nenen, terus tidur deh.
Pengalaman pertama yang tak kan terlupakan, abi berjanji untuk melanjutkan pelajaran renang minggu depan. Semoga dikabulkan oleh Allah ya.

18 Mei 2008

Pijat Bayi

Bismillahirrohmanirrohim
Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dari piat bayi, diantaranya :
Jarang sakit
Nafsu makan meningkat
Tidur teratur
Lincah
Membantu merangsang kekebalan tubuh
Membantu menghilangkan kolik, masuk angin dan susah buang air besar
Menenangkan dan mengurangi nyeri pada bayi
Meningkatkan daya srap nutrisi ke dalam tuuhnya
Meningkatkan hubungan kekeluargaan bayi dengan orang tuanya (ibu atau ayah yang memijat)
Begitu banyaknya manfaat yang bisa diambil dari pijat bayi, sehingga tidak mengherankan jika belakangan ini banyak ibu-ibu yang berbondong-bondong mendatangi kelas pijat bayi.
Pijat bayi bisa dilakukan 1 - 2 kali sehari, dengan waktu 20 - 30 menit. Lakukan setelah bayi mandi, tapi jangan memaksakan diri maupun bayi. Buat suasana yang hangat, baik ruangan maupun psikisnya. Jangan paksa bayi untuk dipijat saat ia sudah mengantuk atau rewel, buat acara pijat bayi sesuatu yang menyenangkan kedua belah pihak.
Berikut ini langkah - langkah pijat bayi :
Baringkan si kecil telentang. Mulailah memijat salah satu kaki, memusatkan pijatan pada bagian atas dan tumitnya. Lalu pijat jari kakinya dengan memutar-mutarnya menggunakan telunjuk dan ibu jari. Ulangi untuk kaki yang lain.
Mulailah dari paha bagian atas, tarik tungkainya kea rah bawah dengan gerakan "tangan di atas tangan" dengan lembut, agar pergelangan kaki dan telapak kaki bisa ikut dipijat. Ulangi pada tungkai kaki yang lain. Sesudah selesai, pegang kedua tungkai kakinya di bagian pergelangan dan dengan lembut melakukan gerakan seperti "naik sepeda" beberapa kali, tekukkan satu tungkai saat Anda memperkuat tungkai kaki yang lain.
Tepukkan kakinya hingga lutut bergerak kea rah luar. Gunakan tangan kanan untuk menarik kaki kanannya kea rah pusar. Biarkan posisi itu saat memijat belakang paha serta pantat dengan tangan kiri selama 30 detik. Pegang pergelangan kakinya, goyang tungkainya dengan posisi lurus. Ulangi untuk kaki yang lain. Lakukan beberapa kali gerakan "naik sepeda". Pegang tumitnya dengan satu tangan tangan dan dorong kedua tungkai kea rah perutnya sehingga pantatnya terangkat. Pijat dasar tulang ekornya selama 20 detik.
Goyangkan tungkai kakinya, lalu letakkan tangan Anda di atas perutnya, hingga Anda merasa perutnya rileks. Setelah itu, gunakan tangan Anda yang rileks, pijat dengan gerakan melingkar searah jarum jam. Ulangi beberapa kali, kemudian usap perutnya dengan gerakan menyamping, dan tangan Anda bergerak di antara tulang rusuk dan pinggulnya.
Letakkan kedua tangan Anda di atas dadanya. Usap pundaknya dengan gerakan ke atas kearah luar beberapa kali. Usap dada bagian tengah, menyamping kea rah luar. Ulangi beberapa kali, lalu tangkupkan telapak tangan Anda dan tepuk-tepuklah dengan pelan bagian atas dan sisi kanan dan kiri dada si kecil.
Pijat terus bagian dada dengan kedua tangan, ke atas dan ke arah luar di atas pundak dan turun ke lengan, tarik dengan lembut kedua lengannya kearah bawah melewati telapak tangan Anda, sepanjang sisi tubuhnya.
Saat ia rileks, rentangkan lengannya kea rah luar, bersisian sejajar dengan pundaknya.
Sesudah menggoyang-goyangkan lengannya, angkat kedua lengannya ke atas kepala, tapi jangan memaksanya.
Baringkan si kecil tengkurap, dada dan bahu ditopang bantal. Berikan usapan yang lama dan kuat, dan biarkan tangan Anda rileks memijat dari atas ke bawah bergantian, kea rah tulang ekor beberapa kali. Lalu, tangkupkan kedua tangan dan tepu-tepuuklah punggungnya, pundaknya, lalu kea rah tulang ekornya. Usap punggungnya hingga ke tungkai, dari pinggul hingga kaki, dan tariklah tungkai dan kakinya dengan telapak tangan.
Saat bayi bisa bertumpu pada lengan, Anda bisa memijat dada dan sekitar pundak, menarik lengannya ke bawah sehinga merapat ke kedua sisi tubuhnya. Saat ia bisa mengangkat dada dalam posisi ini, Anda bisa membantunya melakukan gerakan ini dengan menarik kedua lengannya dari pundak hingga ke pergelangan tangan. Ulangi beberapa kali agar lengannya bisa turun di samping pinggulnya.
Akhiri sesi pemijatan dengan mendudukkan si kecil di atas pangkuan dan memijat kepalanya. Mulailah dengan menggunakan ujung-ujung jari kemudian ke seluruh tangan. Lanjutkan selama satu menit atau lebih dan kemudian topang dadanya dengan satu tangan dan gunakan tangan yang lain untuk memijat bagian belakang leher dan pundaknya.
Demikian tahapan-tahapan pijat bayi, awalnya memang terasa repot, tapi lama kelamaan akan menjadi terbiasa, apalagi mengingat manfaatnya, pasti ibu-ibu akan semakin bersemangat menerapkannya ke bayi Anda.

Tangis Bayi

Bismillahirrohmanirrohim
Apabila bayi menangis, itu berarti dia membutuhkan pertolongan Anda. Bayi menangis karena membutuhkan sesuatu, mereka tidak akan berhenti menangis sampai ia mendapatkan apa yang mereka buthkan atau terlalu lelah untuk menangis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang ibu memberikan reaksi yang cepat atas tangisan bayi, maka tangisan bayi akan cepat reda.
Mengapa Bayi Menangis?
Lapar
Segera susui bayi anda ketika ia menunjukkan tanda-tanda lapar ( mencari-cari atau menolehkan kepala kepada benda yang menyentuh pipinya, mengisap tangannya, rewel, dsb). Pada awal-awal kehidupannya, lambung bayi masih sangat kecil, sehingga hanya cukup untuk menampung sedikit makanan. Makanya, kadang bayi sudah lapar lagi, meski kita merasa baru saja selesai menyusuinya.
Beberapa bayi yang lapar menjadi sangat rewel dan tidak bisa ditenangkan atau diasuh seperti biasanya.
Kesepian
Apabila bayi anda menjadi tenang dan tetap tenang setelah Anda menggendongnya, itu berarti ia merindukan anda. Kebutuhan bayi akan kedekatan dengan orang tuanya adalah nyata. Anda tidak akan memanjakan bayi hanya dengan menggendongnya ketika ia membutuhkannya.
Kepanasan atau kedinginan
Rasakan punggung atau perut bayi untuk memeriksa apakah bayi anda kepanasan atau kedinginan. Sesuaikan pakaian bayi supaya bayi anda merasa nyaman. Berikan pakaian kepada bayi seperti apa anda berpakaian, atau satu lapis lebih tebal supaya hangat.
Mendapatkan terlalu banyak rangsangan
Terlalu banyak orang yang lalu lalang atau berbicara pada bayi pada suat waktu akan menyebabkan bayi terlalu lelah. Berikan waktu pada bayi untuk merasa tenang dan damai. Menaruh bayi anda dalam ruangan yang temaram akan membantu bayi menjadi lebih tenang.
Terkejut
Bayi terkadang bergerak tiba-tiba, terkejut, lalu menangis. Melilitkan selimut dengan aman di sekeliling tubuh dan menggendongnya dengan mantap dapat menenangkan bayi anda.
Popok basah
Beberapa bayi mungkin tidak merasa risih saat popoknya basah, tapi pada umumnya, bayi akan segera menangis sesaat setelah popoknya basah, baik karena kencing ataupun pup.
Rasa sakit
Kadang bayi merasa sakit, hanya karena ada suatu benda kecil di tubuhnya, periksalah, mungkin ada peniti, label baju, serpihan kayu, atau bahkan semut di tubuhnya.
Mengantuk
Kalau bayi sudah mulai menguap, dan menggosok-gosok matanya, berarti ia sudah mengantuk. Beberapa bayi sedikit rewel saat mengantuk.
Perangai
Bayi yang lebih sensitif, lebih bersemangat, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri, umumnya lebih sering menangis dan tangisannya lebih keras.

Bahasa Bayi

Bismillahirrohmanirrohim
Tangisan bayi adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh orang tua, yang istrinya sedang mengandung. Karena, pada umumnya, tangisan bayi adalah awal mula kehidupannya di muka bumi ini, di luar rahim sang bunda. Akan menjadi resah dan gelisahlah seorang ayah yang menungguinya istrinya menjalani persalinan, sebelum terdengar suara tangisan bayi.
Sebaliknya, tangis bayi akan berubah menjadi sesuatu yang sangat menakutkan, atau bahkan menjengkelkan, mana kala orang tua atau pengasuh tidak berhasil menenangkan bayi yang sedang menangis. Orang tua baru tertutama, cenderung sulit memahami keinginan bayi, karena kurangnya pengalaman.
Bingung, takut, merasa bersalah, kesal, dan sebagainya sebenarnya tidak perlu terjadi, jika kita mengetahui, apa sebenarnya yang bayi kita inginkan. Sebenarnya bayi menangis itu menyampaikan sesuatu kepada kita, bahwa dia merasakan sesuatu. Akan tetapi, jika kita tidak kunjung memenuhi kebutuhannya, penyampaian itu akan berubah menjadi kemarahan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli di Amerika, bahasa bayi diseluruh dunia ini sama. Nggak peduli apapun warna kulitnya, atau bahasa apapun yang digunakan lingkungannya.
Demikian ini bahasa bayi, yang didapatkan dari hasil penelitian bayi-bayi dari berbagai Negara:
1. Neh………..neh… Bayi merasa lapar
2. Owh……. Bayi mengantuk
3. Heh …….. Bayi merasa tidak nyaman, baik itu karena posisi yang salah, udara yang membuat nggak nyaman, risih, dsb
4. Eir……(Lowing gas) Coba Bantu bayi untuk bersendawa
5. Eh………(burp) Bayi merasa mulas, mau BAB
Bahasa ini umumnya digunakan bayi di minggu-minggu pertama kehidupannya. Setelah lama berinteraksi dengan lingkungannya, bayi akan mulai mempelajari bahasa yang digunakan disekitarnya.
Dengan memahami bahasa bayi, semoga ayah dan ibu tidak perlu stress karena nggak bisa menenangkan tangisan bayi lagi. Anak kita adalah Anugrah terindah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang harus kita jaga, rawat, sayangi, cintai, dan didik sebaik-baiknya.

20 April 2008

Idul Adha

Bismillahirrohmanirrohim
Nggak sampai sepuluh hari di sampit, abi dah pulang lagi. Kata umi, malam ini abi akan datang, tapi kok nggak sampai2 ya? aku dah kangen nih. Ternyata abi tidur di Mranggen, di rumah mbah roko rayi.
Pagi2 sekali2 abi datang, padahal aku ma umi belum mandi lho, habisnya masih dingin sih. Seneng sekali, akhirnya aku bisa ketemu abi lagi. Kata abi, kalau ada abi, aku boleh minta gendong, kalau nggak ada abi nggak boleh, kasihan umi, ntar kecapean gendong aku. Siang hari abi dah tindak ke mranggen lagi, katanya mau nganter mbah rayi beli kolkas. Menjelang malam, baru pulang ke jumo lagi.
20 desember, hari ini Idul Adha, salah satu hari raya umat islam, atau sering juga disebut idul qorban. Pagi-pagi sekali semua orang di rumah sudah sibuk. Ternyata mereka siap2 mo melaksanakan sholat id. Aku juga nggak mau ketinggalan, meski usiaku baru 20hari, umi tetap mengajakku menghadiri sholat idul adha.
Berhubung aku akan ikut sholat id, umi memakaikan popok plastik ke aku. Awalnya ngerasa geli, karena di dalam popokku ada lapisan yang disebut lampin. Tapi demi kenyamanan dan kesucian semuanya, aku manut aja. Alhamdulillah hari sebelumnya hujan, jadi lapangannya becek. Kebiasaan di Jumo, kalau lapangannya becek, sholat Id dilaksanakan di jalan raya depan rumahku. Jadi umi nggak perlu berjalan jauh, kan luka bekas operasinya belum sembuh benar.
Umi membawaku dengan menggunakan kereta dorong, supaya nggak capek nggendong. Begitu keluar dari pintu, wah.... subhanalloh, orangnya sudah banyak sekali. Malu juga sih diliatin banyak orang, rumahnya deket kok keluarnya belakangan, lagipula umi mesti melewati pinggiran shof laki2. Berhubung umi masih nifas, umi nggak ikut melaksanakan sholat, cuma berdiri di pinggiran dan mendengarkan khotbah. Aku juga khusuk mendengarkan khotbah lho......, buktinya aku nggak nangis kan.
Seusai khotbah, aku dikerubuti dan diciumi banyak orang. Mereka adalah saudara2 dari keluarga besar mbah uti. Sampai di rumah, kakak farah fero datang bersama pakde bude. Tapi pakde jadi panitia Idul Adha di Gandu, bude jadi panitia Idul Adha di rumah sakit, jadi kakak farah ditinggal di rumah mbah uti.
Mbah kakung putri jadi panitia Idul Adha di jumo, sedangkan abi ke mranggen, nungguin penyembelihan hewan qurban, karena abi umi qurbannya di mranggen. Jadilah aku dan umi di rumah cuma berdua. Untungnya nggak lama kemudian bulek ika datang, katanya disuruh mbah uti jemput aku sama umi, daripada di rumah kesepian.
Ternyata benar, di sekitar masjid dan rumah mbah roh, ramai sekali, nggak seperti di rumah. mas-mas, mbak-mbak, bapak-bapak, ibu-ibu, semuanya ngumpul jadi satu, bergotong royong memperingati Idul Qurban. Ada yang menyembelih sapi, kambing, ada yang mengulitinya, ada yang motong2, ada yang masak, ada yang ngangkut batu pasir, ada yang membagikan makanan minuman, dan sebagainya. Pokoknya hari itu semuanya kerja bakti, mengorbankan apa yang mampu mereka korbankan.
Di rumah mbah roh, berkumpul banyak sekali saudara-saudaraku ada kak farah, mbak zumni, mas zain, mas fat, pakde turin, mbak khonsa, mas irham, bulek ika, bulek ela, bulek ulin, mas albert, dan juga banyak ibu2 yang sedang masak daging kambing, untuk dibagi-bagikan ke orang2 yang kerja bakti.
Bau kambing tercium dimana-mana, beberapa ibu nggak berani menyentuhku, takut aku muntah kalau mencium bau kambing. Tapi aku kuat kok, beberapa jam sebelum aku lahir saja umi makan gulai kambing, trus waktu aqeqahanku, umi juga makan daging kambing, makanya aku sudah nggak kaget. Lagian kan daging kambing itu enak dan menyehatkan badan.

18 April 2008

Jalan-jalan

Bismillahirrohmanirrohim
8 Desember 2008, Hari kedelapan Faris menghirup udara bumi
Sejak masih di rumah sakit, abi dah di sms temennya, suruh cepet2 berangkat ke Sampit, karena dah kelamaan ijinnya. Awalnya abi mau pulang tanggal 7 desember, sekalian ambil cuti panjang, Idul Adha, Natal dan tahun baru. Berhubung Umi dah mulai bukaan 1 sejak tanggal 22 november, jadilah abi pulang tgl 23, ijin dari kantor, sampai waktu yang belum jelas. Banyak yang heran dan bertanya2, ijin kok lama banget?
Setelah dipertimbangkan masak2 dan minta masukan dari sana-sini, akhirnya abi memutuskan untuk berangkat tgl 9. Sebenarnya abi belum tega meninggalkan umi dan aku, tapi demi tugas dan amanah, abi rela berangkat, toh dirumah ada mbah kakung, mbah uti, mbah mi dan bulek ela yang menemani. Mbah roko rayi juga nggak jauh rumahnya.
Eh iya, sejak masih di rumah sakit, tamu yang menjengukku banyak lhooo, apalagi setelah pulang ke rumah, nggak bisa dihitung deh. Seneng sih, itu berarti banyak yang perhatian padaku, serta menunggu-nunggu kelahiranku, hehehe. Pas tanggal 7, di hari aku dipotongkan 2 ekor kambing sebagai aqeqah, tamu yang hadir lebih dari 100 orang. Sampai2 umi kecapean.
Tanggal 8 pagi, abi menimbangkan rambutku, agar bisa diukur, berapa uang yang harus dikeluarkan sebagai sedekah. Sementara itu, umi dipijit ama mbah genuk, karena kecapean kemaren.
Ba'da dhuhur, abi mengajak umi, aku, kakak farah dan kakak fero jalan2. Tadinya cuma mau ke Ngadirejo atau Parakan. Setelah sampai Parakan, dan membelikan anting2 dan kalung untuk umi, abi mengajakku jalan2 ke kebun teh, di Tambi, kabupaten Wonosobo.
Subhanalloh, udaranya segar sekali. Sejauh mata memandang terlihat hamparan pepohonan teh, bagaikan permadani hijau yang sangat luas. Di sebelah kanan jalan gunung sindoro, sebelah kiri gunung sumbing. Kakak farah fero senang sekali, mereka menyanyikan lagu naek naek ke puncak gunung. Aku juga senang, makanya aku nggak rewel, tidur terus dipangkuan umi. Oh ya, aku sempat terbangun waktu sampai parakan, karena popokku basah dan kotor kena pup, padahal umi nggak membawa popok ganti, akhirnya popokku dilepas, ditutup pake bedong dan pembungkus, nenen sebentar, lalu akupun tidur lagi.
Pulangnya kami mampir beli mie ayam wortel&bayam di Ngadirejo, sekalian beli pisau cukur, untuk membersihkan sisa rambut di kepalaku. Waktu abi mau markir mobil, nggak sengaja nyenggol motor, jadilah sore itu kami berurusan dengan pemilik motor, untuk selanjutnya menserviskannya. Ternyata pemilik bengkelnya temennya umi, jadi motornya kami titipkan aja kedia, nanti kalau sudah selesai biar dia datang kerumah minta uangnya.
Sampai rumah, udah ada beberapa tamu yang telah menunggu cukup lama. Mereka bertanya, kami darimana? dikiranya habis kontrol ke RS, ternyata cuma jalan2. Mereka heran, bayi seumuranku kok dah diajak pergi jauh. Memang di tempatku, nggak lazim bayi diajak jalan2. Jadilah aku bayi umur 8 hari pertama di daerahku, yang diajak jalan2 ke kebun teh. Alhamdulillah aku kuat, nggak sakit, abi&umiku juga senang.
Besoknya abi berangkat ke sampit. Suasana haru menyelimuti keberangkatan abi, umi aja sampai nangis melepas keberangkatan abi, mbah rayi juga tampak berkaca-kaca menahan tangis. Tapi aku nggak nangis, digendong mbah uti, lagian emang aku belum tau sih, hehehe

17 April 2008

Aqeqah

Bismillahirrohmanirrohim

Indahnya Dunia

Bismillahirrohmanirrohim
10 Desember 2007 adalah waktu yang diperkirakan oleh bidan dan dokter sebagai hari kelahiranku. Abi&umi juga taunya aku bakalan lahir tanggal 10, sehingga abi merencanakan ambil cuti mulai 7 Desember. Semua itu hanyalah perkiraan manusia, hanya Allah yang bisa menentukan, kapan manusia Lahir, meninggal, berapa rejekinya dan susah senangnya.
Ternyata Allah telah menetapkan bahwa aku akan dilahirkan hari jum'at tanggal 30 November 2007, sekitar jam 7 malam, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung, melalui operasi caesar. Karena sudah ba'da maghrib, maka terhitung tgl 22 Dzulqo'dah 1428 Hijriyah.
Selama aku di dalam kandungan, umi nggak kurang-kurangnya melakukan berbagai latihan agar aku bisa lahir secara normal dan lancar, seperti jalan-jalan, renang dan senam. Kembali lagi pada taqdir, Allah memilihkan operasi caesar sebagai jalan lahirku. Sudah 3 minggu umi merasakan sakitnya kontraksi, dan sudah 1 minggu umi mengeluarkan darah sebagai tanda awal persalinan.
Tapi pas tgl 30 itu, umi tidak merasakan adanya kontraksi, padahal kantung ketuban sudah pecah, dan airnya sudah banyak yang keluar. Aku masih ingin di dalam perut umi kali ya, sehingga aku nggak mau mendorong keluar. Habisnya, di perut umi enak sih, diajakin kemanapun umi pergi.
Pak dokter khawatir aku kekeringan dan nggak akan bisa keluar melalui jalan lahir yang semestinya, sehingga menawarkan solusi operasi pada abi, mbah uti dan bude mimin. Jadilah malam itu aku dikeluarkan dari perut umi dengan cara perut umi dibedah. Kasihan umi kesakitan, makanya aku langsung menangis.
Bu bidan membersihkan tubuhku, kemudian menyerahkanku kepada keluargaku. Abi mengumandangkan adzan di telinga kananku, dan iqomah di telinga kiri, seneng deh, aku mendengarkan kalimat tauhid untuk pertama kalinya. Oh ya, abi juga mentahnikku pake kurma, itu lho mengusapkan kurma yang telah abi kunyah ke langit2 mulutku. Sayangnya umi nggak bisa menemaniku di detik2 awal kehadiranku di dunia, karena masih harus nunggu dokter menyelesaikan menjahit perut umi.
Sudah hampir 2 jam nih, umi mana ya?kok aku belum digendong. Disekelilingku bayi2 laen, serta bu bidan dan perawat2 yang belum kukenal. sebenarnya aku belum lapar, tapi aku kangen sama umi. Umi....... kupanggil2 kok nggak nyahut juga ya. Mau bilang ma bu bidan, mereka nggak ngerti bahasaku. Mereka malah kebingungan, digendongnya aku, tapi aku kan maunya sama umi. Syukurlah umi tadi dah pesen supaya aku nggak dikasih susu formula, jadi aku cuma digendong2 aja.
Alhamdulillah ada yang berinisiatif untuk bilang ke umiku, klo aku nangis. Setelah umi mengijinkan, bu bidan membawaku ke kamar umi. Disana kulihat umi masih kesakitan, kasihan ya, aku mau menghiburnya ah. Umi memberiku kolostrum dari payudaranya, kucicipi sedikit aja, lalu tidur, karena aku tahu umi sakit dan capek. Ternyata usahaku nggak sia2, umipun tampak lebih tenang dari sebelumnya, dan bisa istirahat.
Hari kedua, aku merasakan tubuhku capek sekali, karena tidur telentang terus dan dibedong, kumiringkan kepalaku ah. Wah ternyata enak, tapi kok mbah2 itu pada bingung ya?emangnya aku belum boleh miring to.
Hari ketiga, badanku sudah bener2 capek nih. Bedongku dibuka, wah kesempatan nih, aku miringkan tubuhku. duh nyamannya. Lagi2 yang melihatku heran, kok bayi merah tidurnya miring? emangnya ada yang salah? Allah mengijinkan aku miring kok, jadi nggak papa kan?
Hari keempat, tali pusarku lepas, alhamdulillah, akhirnya aku bisa melewati malam2 yang menyakitkan itu. Umiku juga sudah mulai bisa jalan. Insya allah sebentar lagi aku boleh pulang nih.
Hari kelima, seorang perawat mengatakan kalau aku agak kuning, sehingga perlu untuk dijemur. Untungnya umi sudah bisa jalan, jadi aku didorong umi untuk berjemur, di ujung lorong rumah sakit. Pagi ini abi sedang beli kambing. Rencananya kami akan pulang menjelang dhuhur, setelah abi menjemput.
Hari keenam, tinggal di rumah mbah jumo, umi belum bisa memandikanku, karena masih sakit, jadi mbah uti yang memandikanku. Kalau aku pipis, umi sudah bisa mengganti popokku, kadang juga abi, tapi karena abi masih grogi, jadinya ganti bajunya lama, akupun menangis. Akhirnya abi jadi takut nggantiin bajuku, maafin aku ya bi.
Hari ketujuh adalah hari yang ditunggu2. Rosulullah mensyariatkan umatnya untuk memotong kambing untuk aqeqah, memberi nama dan mencukur rambut pada hari ketujuh. Pagi2 orang2 sudah berdatangan kerumah, mempersiapkan aqeqahanku. Ada yang motong kambing, masak ayam, bungkus kue, dan sebagainya. Pokoknya semua orang sibuk. Di hari inilah aku diberi nama
Kata abi, sunnahnya memberi nama itu cuma satu kata. Coba aja lihat, nama para nabi dan sahabat, rata2 cuma satu kata kan? Makanya abi memberiku nama FARIS, meski yang banyak yang nanya, kok cuma satu kata? padahal saudara2 yang laen rata2 pake 2 atau 3 kata, ya kan kita mengikuti sunnah?. Kalau di dalam kamus bahasa arab al munawir, faris itu artinya penunggang kuda, sedangkan kalau dibuku nama2 anak yang umi beli, faris artinya orang yang memperoleh kemenangan.
Makasih abi, makasih umi, faris diberi awal yang baek dalam menikmati indahnya dunia ini. Jazakumulloh khoir ya, semoga kita tetap bisa melaksanakan sunnah, dan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat ya bi, mi.

Susu Kedelai

Bahan :
250 gr kacang kedelai
Air
250 gr Gula pasir (sesuai selera)
1sdt garam
2 lembar daun pandan

Alat :
Panci
Kompor
Blender
Saringan (Kain Hero)

Cara Pembuatan :
1. Kedelai dicuci bersih, rendam selama 6 jam
2. Tiriskan kedelai, blender (tiap 1 gelas kedelai campur dengan 4 gelas air). Kalau mau lebih kental atau encer, bisa disesuaikan airnya
3. Taruh kain diatas panci, japit dengan japitan jemuran dipinggirnya, agar kain tidak jatuh.
4. Tuangkan kedelai yang sudah diblender, lakukan terus hingga kedelai habis.
5. Rebus sari kedelai diatas api, tambahkan gula, garam dan daun pandan, diaduk-aduk hingga mendidih, Jaga jangan sampai air meluap
6. Matikan kompor, Angkat, bisa langsung dihidangkan atau kalau mau lebih awet, setelah dingin masukkan ke dalam botol, simpan di kolkas

15 April 2008

Jatuh

Seperti biasa, menjelang tidur malam aku dipijitin abi, nenen ke umi, guling ke kanan, guling kiri, baru akhirnya tidur.
2 jam lebih Umi menemaniku tidur, kebetulan hari itu aku nggak begitu capek, jadi tidurku agak tenang. Padahal, biasanya kalau tidur aku muter ke sana kemari, hingga seluruh kasur kujelajahi, sampai-sampai abi dan umi harus mengalah, pindah posisi.
Menjelang tengah malam, umi keluar kamar, menengok abi yang masih di depan computer. Setelah beberapa saat di luar, tiba-tiba listrik mati, abi dan umi tetap diluar, karena merasa posisiku aman, sebelumnya abi dah menaruh guling di tepi tempat tidur.
Aku bangun, tidak mendapati siapapun di sampingku, mana gelap lagi. Akhirnya aku membalikkan tubuhku, nggak tau berapa kali, yang jelas tiba-tiba aku sudah mendarat di lantai. Terdengar suara gedebug, disusul Aku menangis keras, umi langsung loncat, mencariku dalam gelapnya malam. Ditemukannya aku telungkup di lantai. Umi langsung mengggendongku, menimang2, sambil menangis. Alhamdulillah aku nggak papa, sebentar kemudian diam, dinenenin umi, lalu tidur lagi.
Semoga peristiwa ini bisa diambil hikmahnya, abi umi jadi semakin waspada dalam menjagaku, karena aku sudah banyak sekali bergerak, dan akupun bisa lebih berhati-hati dalam memilih tempat untuk mendarat :)

14 April 2008

Mana yang Boleh???

Bagi calon ibu yang baru pertama kali hamil, tentu ingin memberikan yang terbaek bagi janinnya. Berbagai informasi digali dari berbagai sumber, mulai dari tanya orang tua, saudara, tetangga, teman, bidan, dokter, sampai ngumpulin artikel dari berbagai media.
Hal ini wajar, karena pengalaman pertama selalu mendatangkan kekhawatiran bagi pelakunya. Tapi berhati-hatilah, alih-alih dapat info yang menyehatkan malah nggak berani makan apa-apa.
Kalau infonya dari tenaga medis, bisa dibilang hampir sama dari sabang sampai merauke. Tapi jika info yang didapat dari kanan kiri, kita perlu mengecek kebenarannya, masuk akal atau tidaknya. Terutama jika kita berada di lingkungan yang heterogen, berasal dari berbagai wilayah, nasehat dari kanan kiri bisa membuat kita bingung.
Berdasarkan pengalaman pribadiku sewaktu tinggal di kontrakan, yang bertetangga dengan orang dari Madura, Pontianak, Banjar Masin dan Jawa Timur, banyak masukan yang bertentangan.
Beberapa hal yang sempat kudapat, berkaitan dengan :
* banyaknya darah saat melahirkan : jangan mandi kesorean, jangan minum es, darah rendah
* bayi lemas : jangan makan terong
* bayi belekan : jangan makan yang pedes - pedes
* Kulit bayi layu : jangan makan panas-panas
Nggak boleh makan ketan, nanas, durian, nangka, kepiting, daging, udang, dsb.Nggak boleh ML, nggak boleh menggaruk perut yang gatal, kalo pergi musti bawa peniti, kalo makan pake cobek, dan masih bayak lagi. Nah lho, kalo kita mau mempraktekkan semua itu, bisa-bisa bayi kita kekurangan gizi, dan kita nggak berani melakukan apa-apa kan?
Berikut ini panduan untuk menyiasati semua nasehat yang masuk :
1. Selama kehamilan, kebutuhan anda untuk semua nutrisi meningkat, baik untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh anda dan juga untuk pertumbuhan bayi anda. Anda dapat memperoleh semua nutrisi yang anda perlukan (kecuali zat besi dan asam folat) setelah memilih dengan baik dari berbagai jenis makanan sehari-hari. Hal yang paling penting adalah anda harus memperoleh kalori yang cukup untuk mempertahankan pertambahan berat badan secara perlahan dan stabil selama kehamilan.
2. Pada saat menyusui, pola makan anda harus memenuhi kebutuhan nutrisi tertentu yang penting untuk mengoptimalkan status gizi ibu setelah melahirkan dan kualitas serta kuantitas asi yang dihasilkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi anda.
3. Walaupun laporan-laporan yang bersifat subjektif dan kepercayaan para ibu menyebabkan beberapa ibu menghindari beberapa makanan tertentu pada saat menyusui, tidak ada data penelitian yang membuktikan bahwa hal tersebut perlu dilakukan. Efek terjadinya aroma tertentu pada asi belum diketahui dengan pasti, tetapi rempah-rempah dan makanan yang beraroma kuat (bawang putih) dapat mempengaruhi aroma asi. Walaupun demikian, banyak juga ibu- ibu yang menyatakan bahwa mereka dapat mengkonsumsi makanan apapun tanpa menyebabkan masalah pada bayinya atau mungkin kebanyakan bayi tidak merasa terganggu.
Jika makanan tertentu menyebabkan bayi anda menjadi rewel atau kolik, cobalah untuk menghindari makanan tersebut selama 3 hari. Kemudian, anda dapat mengkonsumsinya kembali dalam jumlah sedikit sesuai kemampuan bayi untuk menerimanya. Seringkali, daya tahan bayi terhadap makanan tertentu semakin baik untuk sebagian besar makanan pada saat mereka berusia empat atau 5 bulan.
Semoga kita semakin bijak menanggapi semua masukan, agar bisa memberikan yang terbaik untuk bayi kita.

13 April 2008

Amanah itu Hadir

Kehadiran putraku dah ditunggu-tunggu banyak orang. Setelah selesai dibersihkan, putraku diperlihatkan ke keluargaku. Suami, ibu, bapak, mertua, kakak, adek, om, tante, udah ngumpul di luar, nggak sabar menanti keluarnya jagoanku. Abinya memperdengarkan adzan di telinga kanannya, iqamah di telinga kirinya, dan mentahniknya menggunakan kurma.
Di ruang perawatan, aku masih merasa kelaparan, ditambah lagi rasanya ngilu, kaku sekali dari pinggang sampai ke kaki. Mungkin karena masih ada sisa obat bius, jadi saat aku merasa capek dan minta adekku memijit kakiku, aku nggak merasakan apa-apa. Untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakitku, aku terus-terusan bicara. Meneriakkan takbir, syahadat, menghafalkan surat2 pendek dsb, sampai2 ibu mengira aku nggak sadar melakukan semua itu.
Antara sadar dan tidak, suami memperlihatkan video anakku yang sedang menangis, sesaat setelah lahir. Aku sempat dikasih liat wajah mungil putraku, kuciumi sesaat, kemudian dibawa ke ruang rawat anak. Saat itu aku masih sempat berpesan supaya anakku jangan di kasih susu formula.
Menjelang tengah malam, setelah satu persatu keluargaku pulang, perawat datang ke kamarku, katanya anakku nangis terus, sampai wajahnya merah, matanya bengkak, dah digendong nggak mau diam, padahal nggak boleh dikasih susu formula, trus gimana? Ya udah, bawa kesini aja, jawabku, karena aku nggak ingin anakku mencicipi susu sapi terlebi dahulu, sebelum menikmati asi. Bukannya asi adalah makanan terbaik untuk bayi? lagian kolostrumku udah mulai keluar sejak usia kehamilan 5 bulan.
Dengan sekuat tenaga menahan sakit&ngilu, serta dibantu oleh ibu dan mertuaku, kucoba memiringkan badan, kupencet payudaraku, kusodorkan ke mulut mungil putraku, sejenak dia menjilati kolostrum, kemudian tertidur sampai pagi.
Subhanalloh, dengan hanya beberapa tetes kolostrum dan ditaruh di sampingku, putraku bisa tidur pulas. Beberapa kali sempat kutengok bayiku, khawatir tidak bernafas, karena semalaman nggak menangis sama sekali. Sedangkan aku, begitu menyusui, menyentuh dan menciumi bayiku, serasa malu untuk menangis, sedikit demi sedikit rasa sakit itu mulai reda dan akhirnya bisa tidur juga.
Pagi hari, waktunya mandi untuk putraku, ia belum bangun. Ia baru bangun ketika dilepasi bajunya untuk dimandiin. Tanpa tangis yang berlebihan, ia mandi dan berganti baju. Setibanya di kamar, kususui lagi, dan cuma beberapa tetes, iapun tidur lagi. Sekitar jam 11 siang, perawat menanyakan keadaan bayiku, kubilang kalau ia masih tidur pulas. Kutanyakan, apakah bayi segitu emang gak pipis ataupun BAB?kok anakku nggak bangun2? Pas di cek oleh bidannya, ternyata ia udah pipis dan BAB, tapi nggak nangis. Sekali lagi kuucap syukur pada Allah, dikaruniai anak sesoleh ini.
Menjelang tengah malam, anakku menangis histeris, padahal popoknya nggak basah, dan baru saja minum. Disusui nggak mau. Kami sampai kebingungan, ada apa gerangan? ditimang-timangpun tidak mampu meredakan tangisnya. Sementara, aku sakit perut, kembung. Hampir satu jam perutku sakit dan anakku nggak tenang juga. Setelah aku bisa buang angin, dan merasa nyaman, anakku terdiam, dan kembali menyusu.
Seharian anakku tidur pulas, banyaknya tamu yang menengok nggak mampu membuatnya terjaga. Sampai2 dicoba dibangunin, ia cuma membuka mata sebentar lalu tidur lagi. Menjelang tengah malam, anakku histeris lagi. Karena bingungnya, mertuaku menyuruh suamiku untuk minta susu formula. Tapi kami tetap bertahan untuk hanya memberikan asi pada anak kami. Kali ini kami terkecoh, berhubung anakku baru saja pipis, kami nggak mengira kalau menangisnya karena popoknya basah. Ibu mengecek bagian pantatnya, nggak basah. Tapi waktu dilihat bagian perutnya, sudah basah. Ibu baru ingat kalau cucunya laki2, makanya basahnya diatas, sementara 3 cucu yang sebelumnya perempuan semuanya, kalo pipis basah bawahnya.
Hari keempat, aku sudah mulai belajar jalan2 dan mandi sendiri.Waktunya mandi sore, suami yang mengantar anak kami ke ruang mandi anak. Setibanya di kamar, anakku ngompol, pas dibuka dan belum sempat diganti popoknya, ia pipis lagi. Jadilah kubuka semua pakaiannya. Betapa terkejutnya aku, melihat ada setitik darah di atas kapas yang menempel di pusarnya. Lho, mas, pusarnya mana?ia bilang nggak tau, cuma tadi pas mandi emang ada sesuatu yang jatuh, kirain kain. Dan jadilah hari itu hari lepasnya tali pusar, yang menurut istilah jawa disebut puput. Ternyata histerisnya tangis anakku dua malam kemaren disebabkan sakitnya menjelang lepas tali pusar.
Hari kelima kami diperbolehkan pulang. Kebetulan itu hari pasaran untuk pasar hewan. Pagi2 suamiku dah pergi membeli 2 ekor kambing yang akan kami gunakan untuk aqeqah. Menjelang dhuhur dia baru kembali ke Rumah Sakit, setelah menyelesaikan administrasi, kami langsung pulang ke rumah orang tuaku.
Hari ke tujuh kami menyembelih 2 ekor kambing, dan memasaknya untuk acara aqeqahan, sekaligus pemberian nama. FARIS nama yang kami berikan pada putra kami, dengan harapan dia menjadi orang yang memperoleh kemenangan, Malamnya kami cukur habis rambutnya, dan menyedekahkan uang senilai harga emas seberat rambutnya, 1,75gram.
Alhamdulillah, kami bisa memberikan awal yang baek bagi putra kami. Semoga ini semua bisa menjadi bekal bagi putraku untuk menjadi anak yang sholeh, bertaqwa, cerdas, sehat, kuat, berbakti pada orang tua, berguna bagi semua makhluk, agama, nusa, bangsa, bahagia dunia akhirat.

Detik2 yang Mendebarkan

Sepuluh hari di rumah, suami berangkat lagi ke Sampit. Sedih banget rasanya, ditinggalkan suami, eh kata suami, dek nur kutitipkan, bukannya kutinggal. Meski begitu aku tak kuasa menahan derasnya air mata melepas keberangkatan suami tercinta.
Hari2 kulewati bersama ibu, bapak dan adekku. Tiap habis subuh jalan2 sama bapakibu keliling desa, siangnya renang, sore klo lagi gak males senam hamil. Semua itu kulakukan untuk putraku (hasil usg laki2), agar dia sehat dan bisa lahir dengan selamat. Stimulasi tetap kami lakukan dengan cara ngobrol dan mengajarkan banyak hal pada putraku. Meski abinya jauh di sampit, tapi selalu menyempatkan diri telp dan ngajak ngobrol anak kami. Mungkin karena udah terbiasa mendengar suara abinya, kalo seharian abinya nggak telp, malam putraku nggak bisa tidur, terus2an bergerak. Baru setelah dikasih tau abinya capek dan udah tidur, atau ditelpon, baru dia bisa berhenti bergerak. Subhanalloh ya.
Sebulan menjelang HPL, perutku mulai terasa sakit. Kadang ketika jalan2, tiba2 sakitt banget, abis itu ilang lagi. Kata ibuku, nggak papa, ibu dulu juga begitu, sebulan sebelum melahirkan udah mulai ada kontraksi yang timbul tenggelam. 2minggu kemudian kontraksi semakin sering, kata tukang pijatku, posisi kepala bayi dah mapan, tinggal nunggu harinya. Malamnya aku ke bidan, periksa dalam, dan ada lendir darah tapi belum ada pembukaan. Satu jam kemudian, bukaan satu. Aku langsung ngabari suami, berhubung gak ada penerbangan malam, ia langsung minta mertuaku untuk menemaniku. Akhirnya malam itu kami ramai2 tidur di depan TV, nunggu kalau tiba2 aku mau melahirkan. Paginya suami langsung terbang ke Jakarta dilanjutkan ke Jogja.
Pagi-pagi bu bidan datang ke rumahku, dan setelah diperiksa dan mempertimbangkan banyak hal (kepala masih belum masuk jalan lahir, bukaan nggak nambah2, beliaunya mau kuliah), akhirnya aku di bawa ke RS. Alhamdulillah langsung ketemu dokter kandungan, setelah diperiksa, ternyata kepala masih diatas, agak jauh dari jalan lahir, dan kontraksi masih jarang2, kata beliau, belum mau lahir, tapi coba tunggu sampai sore gimana perkembangannya, sekalian usg. Sampai siang, diperiksa bidan, malah belum ada bukaan dan masih belum bisa nyentuh kepala. Hasil usg bagus, tapi beratnya baru 2,7 kg, akhirnya dokter menyarankan untuk istirahat di rumah aja dulu. Jadilah suamiku datang sore itu langsung pulang ke rumah.
Sejak saat itu bercak darah terus aja keluar, tapi kontraksinya masih jarang. Kugunakan untuk jalan2 dan berenang, belum juga nambah bukaannya. Mertuaku menyuruh kami datang ke rumah beliau, jika nggak merasa sakit. Sampai disana keluar darah yang cukup banyak, akhirnya kami langsung ke bidan. Lagi2 dikatakan bukaan 1 dan tinggal nunggu jam aja. Ditunggu sampai 2hari, nggak ada perkembangan. Akhirnya kami pulang ke rumah orang tuaku lagi.
Saat adzan maghrib, tiba2 keluar darah segar yang cukup banyak dari kemaluanku, bu bidan datang dan dikasih obat, yang membuat perutku mulas. Ternyata mulasnya memang mau BAB, bukan karena kontraksi. Malam itu aku nggak bisa tidur karena 3 jam sekali minum obat itu dilanjutkan BAB.
Setengah lima pagi, saat iqamah subuh, tiba2 suuurrrr, aku seperti kencing tapi nggak bisa kutahan. Bingung sekali, karena bapak, ibu dan suamiku lagi ke masjid. yang di rumah cuma adekku, itu aja masih tidur. Kutelpon nggak diangkat, dikira cuma ngerjain. Kutelpon kakakku, katanya itu ketuban yang pecah. Akhirnya adekku mau ngangkat telp dan kuminta dia menjemput ibu di masjid.
Sepulangnya dari masjid, kami langsung ke bidan. Memang itu air ketuban, tapi cuma bocor, karena keluarnya sedikit sedikit tapi terus menerus. Berhubung belum ada kontraksi sama sekali, kami dipersilahkan untuk istirahat di rumah dulu. Sekitar jam 3 sore, kontraksi tetap belum datang, akhirnya aku dirujuk ke RS. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, sekarang malah belum ada bukaan dan kepala juga belum tersentuh, sedangkan ketuban udah pecah lebih dari 10 jam, dokter langsung menanyakan kesiapan keluarga untuk operasi.
Tanpa diajak musyawarah terlebih dahulu, aku langsung dipersiapkan untuk operasi. Ternyata suami, ibu dan kakakku telah mengijinkan dokter untuk mengoperasiku. Sempat nangis, sedih, bingung, kecewa, takut, dan berbagai perasaan campur aduk. Aku minta untuk di pacu dulu, tapi kata kakakku, melihat kondisiku yang sudah lemah karena pendarahan satu minggu, dan ketuban yang telah pecah melewati 12jam, kemungkinan berhasil dipacu kecil. Kalau sampai gagal kasihan aku dan bayiku. memang saat itu HBku tinggal 9,8 makanya dokter menyuruh menyiapkan 2 kantung darah.
Saat pakaianku diganti dengan baju operasi, rasanya malu banget. karena pakaiannya minim banget, cuma selembar kain, ditambah perawat memakaikan kain di kepala sebagai pengganti jilbab. Saking malunya, aku nggak berani membuka mata saat perawat mendorongku ke ruang operasi.
Sekitar jam 7 malam, di dalam ruang operasi, kembali kumerasakan pusing yang sangat amat, ditambah mual, karena lapar (kan suruh puasa sebelum operasi). Mual dan pusing ini membuatku nggak bisa melihat semua proses persalinanku. Bahkan saat dokter mengatakan anakku sudah lahir, laki2, aku nggak bisa melihatnya. Cuma bisa bilang, normal kan dok? Sementara perawat membersihkan putraku, dokter memperbaiki susunan ususku, yang katanya ada perlekatan bekas operasi yang dulu. Di situ aku sudah nggak tahan lagi, jadilah aku muntah2 di ruang operasi karena lapar.
Lega sekali rasanya, akhirnya lahir juga putraku dengan selamat, meski harus dengan jalan operasi.

Indanya Hamil

Campur aduknya rasa gado-gado nggak seheboh rasanya hamil lho........
3 minggu setelah menikah aku haid, nggak nyangka ternyata itu haid terakhirku, karena 3 minggu kemudian, saat kurasakan badanku pegal2, mual, dan perut serasa ada yang beda, kami sepakat untuk beli test pack. dag dig dug terasa jantung ini, menunggu saat2 keluarnya 2 garis merah. Sempat sangsi, karena belum terlambat haid, tapi dari artikel2 yang kubaca, itu adalah tanda2 hamil. Ternyata...... Subhanalloh, keluar juga garis itu meski masih samar. Bahagia, haru, ragu bercampur jadi satu, mengiringi melelehnya air mata di pipiku.
Minggu ke 4, kuperiksakan ke bidan, beliaunya gak bisa memastikan, karena belum teraba dan gak ada suara denyut jantung. Tapi kami sudah yakin kalau hamil.
Minggu ke 6, suami tugas keluar kota selama satu minggu, karena nggak enak kalo tinggal di rumah sendirian dalam keadaan hamil muda gini, kuberanikan diri untuk ikut. Wow, subhanalloh, ternyata jalanannya rusak berat, sampai2 lebih pantas dibilang kubangan kerbau daripada jalan raya yang menghubungkan kabupaten kotawaringin timur dan seruyan. Rasanya seperti ikut off road, nggak kebayang sebelumnya bakalan ngrasain pengalaman seperti ini. Berkali2 mobil masuk ke lumpur, dan musti ditarik oleh mobil laen atau ramai2 di dorong. Alhamdulillah aku, suami dan janinku selamat, setelah menempuh 10 jam perjalanan, akhirnya kami bisa beristirahat dengan tenang di hotel.
10 minggu sudah aku merasa hamil, tiba waktunya untuk kontrol. Lagi2 bu bidan masih belum bisa menemukan detak jantung bayiku dan menyarankan untuk usg, agar ada kepastian akan kehamilanku. Malam itu juga kami berangkat mencari dokter praktek, dan setelah menunggu berjam2 akhirnya kami mendapat kepastian klo hamil. Terlihat di dalam monitor sesosok makhluk mungil yang bergerak2 dengan lincahnya. Hal ini membuat suamiku tambah semangat menstimulasi bayi kami dengan mengajaknya ngobrol, dan selalu pengen usg lagi.
Seperti ibu2 yang hamil muda pada umumnya, aku juga mengalami morning sickness, tapi anehnya, mual2 itu justru sembuh kalo aku makan. Sedangkan menurut cerita tetangga2ku, mereka mual kalo mencium bau makanan. Mulanya kalo terasa mual, aku nggak mau makan, lama2 setelah kuamati, ternyata aku mual karena lapar. Setelah tau, begitu mendengar aku pengen muntah, suamiku langsung mengambilkanku makan, gak peduli siang ataupun malam.
Memasuki bulan ke 5 kehamilanku, suami mulai rajin mengajakku renang seminggu sekali, katanya biar tambah sehat dan proses persalinannya mudah. Padahal aku belum bisa renang sama sekali, nyebur ke air sampai leher aja ketakutan. Dengan sabar suami mengajariku renang di kolam renang anak2, karena kalo di kolam renang dewasa aku tenggelam. Mulanya aku takut banget suruh duduk di dalam air, lama2 jadi terbiasa, meskipun tetap gak lihai renang, cuma bisa slulup, itu gak lebih dari 10 meter.
Memasuki bulan sya'ban, anakku kuajari puasa, biar klo Romadhon tiba nggak kaget. Subhanalloh, ternyata anakku mengerti dan mau diajak puasa senin kamis. Biasanya kalo lapar aku kan langsung mual, nah malam senin, anakku kuajak ngobrol, kuberi tahu kalo besok kita puasa, nggak boleh makan dari menjelang subuh sampai maghrib. Alhamdulillah aku berhasil puasa tanpa merasa mual sedikitpun. Anehnya, begitu hari selasa aku nggak puasa, beberapa jam setelah makan aku mual lagi dan sembuh begitu dikasih makan. Berkat belajar puasa senin kamis selama sebulan ini, aku berhasil menyelesaikan puasa Romadhon sebulan penuh, padahal usia kandunganku masuk 8bulan.
Sebentar lagi lebaran tiba, dan itu berarti aku musti siap2 meninggalkan kota sampit dan mudik ke Temanggung untuk waktu yang cukup lama. Ibuku menyarankan agar aku melahirkan di Jawa aja, agar lebih mudah kalo ada apa-apa, lagian emang semua saudara kami ngumpul di Temanggung.
BERSAMBUNG YA............

09 April 2008

Fatqurohman Zaujah

Nama adalah warisan pertama yang diberikan orang tua kepada anaknya, nama adalah do'a dan dengan nama itu pula kita akan dikenali.
Orang tua memberiku nama Nur Ahadiyah. nggak jarang orang yang menebak, "pasti anak pertama", kalaupun tidak, "Lahirnya hari minggu ya?"
:) Sok tau banget ya.... padahal 2-2nya salah. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan katanya lahir di hari senin. So, kok bisa namanya ahadiyah???
Kisah cerita, di jaman dulu kala, di akhir abad 13 hijriyah, ada gosip bahwa kiamat akan segera datang, ternyata, sampai tahun 1401 H, kiamat belum datang, dan di tahun itulah aku lahir, makanya aku diberi nama Nur Ahadiyah. Cahaya di awal abad 14 H.
UmmuFaris, karena nama anakku Faris, sekarang aku sering dipanggil ummu faris atau bu Fatqur, karena nama suamiku Fatqurohman.
Aku lahir di sebuah kota kecil nan dingin, di antara dua gunung, Sindoro dan Sumbing, dan banyak sekali gunung2 kecil yang laen. Sampai2 ada temenku dari Tangerang pas maen kerumahku komentar gini "disini sepanjang mata memandang kok gunung semua ya". Temanggung namanya, sebuah kabupaten di jawa tengah, di antara wonosobo dan magelang.
Dari TK sampai SMU kuhabiskan di Temanggung, cuma sekali-kali aja keluar kota, kalau ada study tour, piknik, kumpulan keluarga, silaturohmi, dsb. Karena bapak ibuku dua-duanya berasal dari Temanggung, jadi gak pernah ngrasain repotnya mudik lebaran.
Sejak mulai kuliah aku tinggal di Semarang, selama 6 tahun. 15 bulan di rumah, seorang pangeran menikahiku, dan memboyongku ke sampit, Kalimantan Tengah. Sebuah Kota yang rata2 bikin bergidik bulu roma yang mendengarnya. Ya, Sampit yang dulu pernah ada kerusuhan dan pembantaian besar-besaran antara orang Dayak dan Madura itu lho... Di kota inilah sekarang aku tinggal bersama suami dan anakku tersayang.