Keluarga Sakinah

Mari Bersama-sama Kita Wujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rohmah

20 April 2008

Idul Adha

Bismillahirrohmanirrohim
Nggak sampai sepuluh hari di sampit, abi dah pulang lagi. Kata umi, malam ini abi akan datang, tapi kok nggak sampai2 ya? aku dah kangen nih. Ternyata abi tidur di Mranggen, di rumah mbah roko rayi.
Pagi2 sekali2 abi datang, padahal aku ma umi belum mandi lho, habisnya masih dingin sih. Seneng sekali, akhirnya aku bisa ketemu abi lagi. Kata abi, kalau ada abi, aku boleh minta gendong, kalau nggak ada abi nggak boleh, kasihan umi, ntar kecapean gendong aku. Siang hari abi dah tindak ke mranggen lagi, katanya mau nganter mbah rayi beli kolkas. Menjelang malam, baru pulang ke jumo lagi.
20 desember, hari ini Idul Adha, salah satu hari raya umat islam, atau sering juga disebut idul qorban. Pagi-pagi sekali semua orang di rumah sudah sibuk. Ternyata mereka siap2 mo melaksanakan sholat id. Aku juga nggak mau ketinggalan, meski usiaku baru 20hari, umi tetap mengajakku menghadiri sholat idul adha.
Berhubung aku akan ikut sholat id, umi memakaikan popok plastik ke aku. Awalnya ngerasa geli, karena di dalam popokku ada lapisan yang disebut lampin. Tapi demi kenyamanan dan kesucian semuanya, aku manut aja. Alhamdulillah hari sebelumnya hujan, jadi lapangannya becek. Kebiasaan di Jumo, kalau lapangannya becek, sholat Id dilaksanakan di jalan raya depan rumahku. Jadi umi nggak perlu berjalan jauh, kan luka bekas operasinya belum sembuh benar.
Umi membawaku dengan menggunakan kereta dorong, supaya nggak capek nggendong. Begitu keluar dari pintu, wah.... subhanalloh, orangnya sudah banyak sekali. Malu juga sih diliatin banyak orang, rumahnya deket kok keluarnya belakangan, lagipula umi mesti melewati pinggiran shof laki2. Berhubung umi masih nifas, umi nggak ikut melaksanakan sholat, cuma berdiri di pinggiran dan mendengarkan khotbah. Aku juga khusuk mendengarkan khotbah lho......, buktinya aku nggak nangis kan.
Seusai khotbah, aku dikerubuti dan diciumi banyak orang. Mereka adalah saudara2 dari keluarga besar mbah uti. Sampai di rumah, kakak farah fero datang bersama pakde bude. Tapi pakde jadi panitia Idul Adha di Gandu, bude jadi panitia Idul Adha di rumah sakit, jadi kakak farah ditinggal di rumah mbah uti.
Mbah kakung putri jadi panitia Idul Adha di jumo, sedangkan abi ke mranggen, nungguin penyembelihan hewan qurban, karena abi umi qurbannya di mranggen. Jadilah aku dan umi di rumah cuma berdua. Untungnya nggak lama kemudian bulek ika datang, katanya disuruh mbah uti jemput aku sama umi, daripada di rumah kesepian.
Ternyata benar, di sekitar masjid dan rumah mbah roh, ramai sekali, nggak seperti di rumah. mas-mas, mbak-mbak, bapak-bapak, ibu-ibu, semuanya ngumpul jadi satu, bergotong royong memperingati Idul Qurban. Ada yang menyembelih sapi, kambing, ada yang mengulitinya, ada yang motong2, ada yang masak, ada yang ngangkut batu pasir, ada yang membagikan makanan minuman, dan sebagainya. Pokoknya hari itu semuanya kerja bakti, mengorbankan apa yang mampu mereka korbankan.
Di rumah mbah roh, berkumpul banyak sekali saudara-saudaraku ada kak farah, mbak zumni, mas zain, mas fat, pakde turin, mbak khonsa, mas irham, bulek ika, bulek ela, bulek ulin, mas albert, dan juga banyak ibu2 yang sedang masak daging kambing, untuk dibagi-bagikan ke orang2 yang kerja bakti.
Bau kambing tercium dimana-mana, beberapa ibu nggak berani menyentuhku, takut aku muntah kalau mencium bau kambing. Tapi aku kuat kok, beberapa jam sebelum aku lahir saja umi makan gulai kambing, trus waktu aqeqahanku, umi juga makan daging kambing, makanya aku sudah nggak kaget. Lagian kan daging kambing itu enak dan menyehatkan badan.

Tidak ada komentar: