Keluarga Sakinah

Mari Bersama-sama Kita Wujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rohmah

17 April 2008

Indahnya Dunia

Bismillahirrohmanirrohim
10 Desember 2007 adalah waktu yang diperkirakan oleh bidan dan dokter sebagai hari kelahiranku. Abi&umi juga taunya aku bakalan lahir tanggal 10, sehingga abi merencanakan ambil cuti mulai 7 Desember. Semua itu hanyalah perkiraan manusia, hanya Allah yang bisa menentukan, kapan manusia Lahir, meninggal, berapa rejekinya dan susah senangnya.
Ternyata Allah telah menetapkan bahwa aku akan dilahirkan hari jum'at tanggal 30 November 2007, sekitar jam 7 malam, di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Temanggung, melalui operasi caesar. Karena sudah ba'da maghrib, maka terhitung tgl 22 Dzulqo'dah 1428 Hijriyah.
Selama aku di dalam kandungan, umi nggak kurang-kurangnya melakukan berbagai latihan agar aku bisa lahir secara normal dan lancar, seperti jalan-jalan, renang dan senam. Kembali lagi pada taqdir, Allah memilihkan operasi caesar sebagai jalan lahirku. Sudah 3 minggu umi merasakan sakitnya kontraksi, dan sudah 1 minggu umi mengeluarkan darah sebagai tanda awal persalinan.
Tapi pas tgl 30 itu, umi tidak merasakan adanya kontraksi, padahal kantung ketuban sudah pecah, dan airnya sudah banyak yang keluar. Aku masih ingin di dalam perut umi kali ya, sehingga aku nggak mau mendorong keluar. Habisnya, di perut umi enak sih, diajakin kemanapun umi pergi.
Pak dokter khawatir aku kekeringan dan nggak akan bisa keluar melalui jalan lahir yang semestinya, sehingga menawarkan solusi operasi pada abi, mbah uti dan bude mimin. Jadilah malam itu aku dikeluarkan dari perut umi dengan cara perut umi dibedah. Kasihan umi kesakitan, makanya aku langsung menangis.
Bu bidan membersihkan tubuhku, kemudian menyerahkanku kepada keluargaku. Abi mengumandangkan adzan di telinga kananku, dan iqomah di telinga kiri, seneng deh, aku mendengarkan kalimat tauhid untuk pertama kalinya. Oh ya, abi juga mentahnikku pake kurma, itu lho mengusapkan kurma yang telah abi kunyah ke langit2 mulutku. Sayangnya umi nggak bisa menemaniku di detik2 awal kehadiranku di dunia, karena masih harus nunggu dokter menyelesaikan menjahit perut umi.
Sudah hampir 2 jam nih, umi mana ya?kok aku belum digendong. Disekelilingku bayi2 laen, serta bu bidan dan perawat2 yang belum kukenal. sebenarnya aku belum lapar, tapi aku kangen sama umi. Umi....... kupanggil2 kok nggak nyahut juga ya. Mau bilang ma bu bidan, mereka nggak ngerti bahasaku. Mereka malah kebingungan, digendongnya aku, tapi aku kan maunya sama umi. Syukurlah umi tadi dah pesen supaya aku nggak dikasih susu formula, jadi aku cuma digendong2 aja.
Alhamdulillah ada yang berinisiatif untuk bilang ke umiku, klo aku nangis. Setelah umi mengijinkan, bu bidan membawaku ke kamar umi. Disana kulihat umi masih kesakitan, kasihan ya, aku mau menghiburnya ah. Umi memberiku kolostrum dari payudaranya, kucicipi sedikit aja, lalu tidur, karena aku tahu umi sakit dan capek. Ternyata usahaku nggak sia2, umipun tampak lebih tenang dari sebelumnya, dan bisa istirahat.
Hari kedua, aku merasakan tubuhku capek sekali, karena tidur telentang terus dan dibedong, kumiringkan kepalaku ah. Wah ternyata enak, tapi kok mbah2 itu pada bingung ya?emangnya aku belum boleh miring to.
Hari ketiga, badanku sudah bener2 capek nih. Bedongku dibuka, wah kesempatan nih, aku miringkan tubuhku. duh nyamannya. Lagi2 yang melihatku heran, kok bayi merah tidurnya miring? emangnya ada yang salah? Allah mengijinkan aku miring kok, jadi nggak papa kan?
Hari keempat, tali pusarku lepas, alhamdulillah, akhirnya aku bisa melewati malam2 yang menyakitkan itu. Umiku juga sudah mulai bisa jalan. Insya allah sebentar lagi aku boleh pulang nih.
Hari kelima, seorang perawat mengatakan kalau aku agak kuning, sehingga perlu untuk dijemur. Untungnya umi sudah bisa jalan, jadi aku didorong umi untuk berjemur, di ujung lorong rumah sakit. Pagi ini abi sedang beli kambing. Rencananya kami akan pulang menjelang dhuhur, setelah abi menjemput.
Hari keenam, tinggal di rumah mbah jumo, umi belum bisa memandikanku, karena masih sakit, jadi mbah uti yang memandikanku. Kalau aku pipis, umi sudah bisa mengganti popokku, kadang juga abi, tapi karena abi masih grogi, jadinya ganti bajunya lama, akupun menangis. Akhirnya abi jadi takut nggantiin bajuku, maafin aku ya bi.
Hari ketujuh adalah hari yang ditunggu2. Rosulullah mensyariatkan umatnya untuk memotong kambing untuk aqeqah, memberi nama dan mencukur rambut pada hari ketujuh. Pagi2 orang2 sudah berdatangan kerumah, mempersiapkan aqeqahanku. Ada yang motong kambing, masak ayam, bungkus kue, dan sebagainya. Pokoknya semua orang sibuk. Di hari inilah aku diberi nama
Kata abi, sunnahnya memberi nama itu cuma satu kata. Coba aja lihat, nama para nabi dan sahabat, rata2 cuma satu kata kan? Makanya abi memberiku nama FARIS, meski yang banyak yang nanya, kok cuma satu kata? padahal saudara2 yang laen rata2 pake 2 atau 3 kata, ya kan kita mengikuti sunnah?. Kalau di dalam kamus bahasa arab al munawir, faris itu artinya penunggang kuda, sedangkan kalau dibuku nama2 anak yang umi beli, faris artinya orang yang memperoleh kemenangan.
Makasih abi, makasih umi, faris diberi awal yang baek dalam menikmati indahnya dunia ini. Jazakumulloh khoir ya, semoga kita tetap bisa melaksanakan sunnah, dan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat ya bi, mi.

Tidak ada komentar: