Keluarga Sakinah

Mari Bersama-sama Kita Wujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rohmah

13 April 2008

Indanya Hamil

Campur aduknya rasa gado-gado nggak seheboh rasanya hamil lho........
3 minggu setelah menikah aku haid, nggak nyangka ternyata itu haid terakhirku, karena 3 minggu kemudian, saat kurasakan badanku pegal2, mual, dan perut serasa ada yang beda, kami sepakat untuk beli test pack. dag dig dug terasa jantung ini, menunggu saat2 keluarnya 2 garis merah. Sempat sangsi, karena belum terlambat haid, tapi dari artikel2 yang kubaca, itu adalah tanda2 hamil. Ternyata...... Subhanalloh, keluar juga garis itu meski masih samar. Bahagia, haru, ragu bercampur jadi satu, mengiringi melelehnya air mata di pipiku.
Minggu ke 4, kuperiksakan ke bidan, beliaunya gak bisa memastikan, karena belum teraba dan gak ada suara denyut jantung. Tapi kami sudah yakin kalau hamil.
Minggu ke 6, suami tugas keluar kota selama satu minggu, karena nggak enak kalo tinggal di rumah sendirian dalam keadaan hamil muda gini, kuberanikan diri untuk ikut. Wow, subhanalloh, ternyata jalanannya rusak berat, sampai2 lebih pantas dibilang kubangan kerbau daripada jalan raya yang menghubungkan kabupaten kotawaringin timur dan seruyan. Rasanya seperti ikut off road, nggak kebayang sebelumnya bakalan ngrasain pengalaman seperti ini. Berkali2 mobil masuk ke lumpur, dan musti ditarik oleh mobil laen atau ramai2 di dorong. Alhamdulillah aku, suami dan janinku selamat, setelah menempuh 10 jam perjalanan, akhirnya kami bisa beristirahat dengan tenang di hotel.
10 minggu sudah aku merasa hamil, tiba waktunya untuk kontrol. Lagi2 bu bidan masih belum bisa menemukan detak jantung bayiku dan menyarankan untuk usg, agar ada kepastian akan kehamilanku. Malam itu juga kami berangkat mencari dokter praktek, dan setelah menunggu berjam2 akhirnya kami mendapat kepastian klo hamil. Terlihat di dalam monitor sesosok makhluk mungil yang bergerak2 dengan lincahnya. Hal ini membuat suamiku tambah semangat menstimulasi bayi kami dengan mengajaknya ngobrol, dan selalu pengen usg lagi.
Seperti ibu2 yang hamil muda pada umumnya, aku juga mengalami morning sickness, tapi anehnya, mual2 itu justru sembuh kalo aku makan. Sedangkan menurut cerita tetangga2ku, mereka mual kalo mencium bau makanan. Mulanya kalo terasa mual, aku nggak mau makan, lama2 setelah kuamati, ternyata aku mual karena lapar. Setelah tau, begitu mendengar aku pengen muntah, suamiku langsung mengambilkanku makan, gak peduli siang ataupun malam.
Memasuki bulan ke 5 kehamilanku, suami mulai rajin mengajakku renang seminggu sekali, katanya biar tambah sehat dan proses persalinannya mudah. Padahal aku belum bisa renang sama sekali, nyebur ke air sampai leher aja ketakutan. Dengan sabar suami mengajariku renang di kolam renang anak2, karena kalo di kolam renang dewasa aku tenggelam. Mulanya aku takut banget suruh duduk di dalam air, lama2 jadi terbiasa, meskipun tetap gak lihai renang, cuma bisa slulup, itu gak lebih dari 10 meter.
Memasuki bulan sya'ban, anakku kuajari puasa, biar klo Romadhon tiba nggak kaget. Subhanalloh, ternyata anakku mengerti dan mau diajak puasa senin kamis. Biasanya kalo lapar aku kan langsung mual, nah malam senin, anakku kuajak ngobrol, kuberi tahu kalo besok kita puasa, nggak boleh makan dari menjelang subuh sampai maghrib. Alhamdulillah aku berhasil puasa tanpa merasa mual sedikitpun. Anehnya, begitu hari selasa aku nggak puasa, beberapa jam setelah makan aku mual lagi dan sembuh begitu dikasih makan. Berkat belajar puasa senin kamis selama sebulan ini, aku berhasil menyelesaikan puasa Romadhon sebulan penuh, padahal usia kandunganku masuk 8bulan.
Sebentar lagi lebaran tiba, dan itu berarti aku musti siap2 meninggalkan kota sampit dan mudik ke Temanggung untuk waktu yang cukup lama. Ibuku menyarankan agar aku melahirkan di Jawa aja, agar lebih mudah kalo ada apa-apa, lagian emang semua saudara kami ngumpul di Temanggung.
BERSAMBUNG YA............

Tidak ada komentar: